Minggu, 28 Juli 2013

Pembesaran Lele

Pembesaran Lele Kolam Terpal Untuk Pemula 

Memilih usaha ternyata tidak harus dari sesuatu yang wah. Banyak peluang besar bisa Anda peroleh justru dari sesuatu yang tampak sepele misalnya pembesaran ikan lele. Ikan berkumis ini memang masih dipandang sebelah mata oleh pebisnis. Padahal, rezeki yang ia janjikan cukup besar. Gerai supermarket besar hingga warung tenda di pinggir jalan butuh pasokan lele dalam jumlah banyak secara rutin.

Mungkin kita tak pernah menggubris warung tenda yang menjajakan menu pecel lele yang berderet di sepenjang jalan. Padahal, kontinuitas kebutuhan lele di warung tenda umumnya lebih pasti bila dibanding dengan kebutuhan lele di supermarket. Warung-warung seperti itu banyak tersebar di setiap kota. Memulai bisnis lele tidak harus selalu diawali dengan hitungan yang jelimet serta bikin pusing. Anda bisa memulainya dengan sekedar bejalan-jalan santai, nongkrong sambil iseng mencicipi menu ikan lele. Dari kegiatan itu anda bisa memetakan pasar ikan lele. Jumlah kebutuhan ikan lele pun bisa Anda peroleh secara pasti.


Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan:

1.      Dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar bibit tinggi,

2.      Cara budidaya mudah dikuasai oleh masyarakat,

3.      Pemasarannya mudah, dan

4.      Modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah (tergantung besar kecilnya biaya pakan),

5.      Selain itu, ikan lele memiliki kandungan gizi paling tinggi dibandingkan dengan jenis ikan perairan darat lain.

 

Kelebihan Penggunaan Kolam Terpal

Pembuatan kolam terpal dapat dilakukan di pekarangan atau pun di halaman rumah. Lahan yang digunakan berupa lahan yang belum dimanfaatkan atau lahan yang telah dimanfaatkan, tetapi kurang produktif. Keuntungan lain dari kolam terpal adalah:

1.      Terhindar dari pemangsaan hama seperti ikan liar dan ular sawah.

2.      Dilengkapi pengatur volume air yang bermanfaat untuk memudahkan pergantian air maupun panen dan dapat mempermudah penyesuaian ketinggian air sesuai dengan usia ikan.

3.      Dapat dijadikan peluang usaha skala kecil dan besar,

4.      Lele yang dihasilkan lebih berkualitas, lele terlihat tampak bersih, dan seragam.

5.      Lahan yang digunakan tidak berubah karena bukan kolam galian atau kolam semen.

 

Cara Awal Pengisian Air dan Bibit 

1.      Langkah Pertama

Bagian dalam kolam terpal dicuci dengan kain menggunakan sabun untuk menghilangkan bau lem atau zat kimia yang dapat mematikan bibit ikan. Setelah itu bagian dalam terpal dibilas sampai bersih dan dikeringkan selama satu hari, barulah kolam diisi dengan air setinggi 20 cm. Air yang telah diisi dibiarkan selama seminggu dengan diberi daun talas, daun singkong, atau daun pepaya. Tujuannya agar air berwarna hijau. Fungsi air yang sudah dan tetap berwarna hijau adalah untuk mencegah bau yang dapat ditimbulkan oleh air kolam dan tidak perlu dilakukan penggantian air.

 

2.      Langkah Kedua

Siapkan bibit lele dumbo sebanyak 1000 ekor ukuran 6 – 8 cm. Untuk ukuran kolam 2 m x 1 m x 1 m. Bibit yang baru dibeli (baru tiba) jangan langsung dimasukkan ke dalam kolam tetapi harus melalui tahap klimatisasi agar bibit lele dapat menyesuaikan diri dengan air di dalam kolam. Setelah lele berumur lebih dari 20 hari, lele perlu disortir dengan menggunakan bak sortir yang berukuran 9 -12 cm. Alasannya, lele yang lebih kecil akan sulit mendapatkan makanan karena kalah cepat dengan yang lebih besar. Oleh karena itu, sejak awal kita harus mempersiapkan 2 buah kolam ukuran 2 m x 1 m x 1 m. Ada alasan mengapa kita tidak membutuhkan kolam yang lebih besar. Pertama, untuk menghemat tempat. Kedua, untuk membatasi pergerakan ikan lele agar dapat tumbuh menjadi lebih besar, jika terlalu banyak bergerak maka lele akan kurus.

 

Perawatan

1.      Kualitas Air

Air kolam yang berkurang karena proses penguapan maka perlu ditambahkan air hingga tinggi air kembali pada posisi normal. Mula tinggi air 20 cm (bulan pertama), 30 cm (bulan kedua), dan 40 cm (bulan ketiga). Warna air yang terbaik bagi si penghuni kolam adalah berwarna hijau. Air yang berwarna hijau menandakan kualitas air yang baik bagi ikan lele. Ikan lele tidak menyukai air yang bening.

 

2.      Pemberian Pakan

Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari yaitu pada waktu jam 7 pagi, jam 5 sore, dan jam 10 malam. Pemberian pakan tidak selalu harus 3 kali sehari, bisa juga 4 kali, tergantung dari kebutuhan ikan akan pakan. Untuk kegiatan pembesaran ikan pemberian pakan menggunakan pelet 781-1 sampai ikan panen (40 hari). Kebutuhan pakan yang digunakan ½ kg per hari. Oleh karena itu, pakan yang dibutuhkan sampai panen sebanyak 30 kg. Pemberian pakan tidak boleh berlebihan. Usahakan tidak ada pakan yang tersisa karena sisa pelet yang tidak termakan akan mengendap di dasar kolam dan akan menimbulkan racun amoniak. Agar dapat menghemat biaya pakan, pemberian daun bisa diberikan saat ikan lele telah berumur 2 minggu (di kolam). Pakan daun-daunan diberikan siang hari dan malam hari, sebanyak-banyaknya. Daun-daunan itu tidak dilepas dari tangkai dan ranting–rantingnya karena lele juga bisa memilih. Daun yang berprotein tinggi seperti daun lamtoro dan turi akan lebih cepat habis. Selain itu daun-daunan lainnya pun bisa diberikan seperti daun pepaya, bayam, kangkung, dan daun singkong. Penambahan pakan daun ini bisa menekan biaya pakan hingga 50% bahkan lebih.

 

Penyebab Kematian Ikan dan Pencegahannya

1.      Amoniak

Sisa-sisa pakan yang tidak termakan ikan juga dapat menyebabkan menumpuknya racun amoniak dan membuat kadar keasamannya meningkat. Akibat dari zat asam ini lele menjadi buas dan tumbuh suburnya penyakit-penyakit. Ciri-ciri air mengandung zat asam yaitu mayoritas ikan mengambang dengan posisi berdiri. Solusinya adalah hindari penggunaan pakan yang berlebihan dan air diberi daun-daunan agar berwarna hijau dan memberi EM-4 (untuk perikanan dan tambak) 10ml/m2 setiap 1 minggu sekali agar sisa pakan/ kotoran ikan bisa terurai.

 

2.      Kedalaman Air

Kolam yang terlalu dangkal akibat penguapan akan membuat ikan menjadi kepanasan. Tentunya hal ini akan membuat ikan menjadi kelelahan dan mati. Solusinya adalah dengan menambah air yang telah surut kembali ke posisi yang telah ditentukan sebelumnya. Selain itu perlu ditambahkan tanaman air seperti kangkung air, daun keladi/ talas, dan eceng gondok. Fungsi tanaman air selain sebagai peneduh dapat pula menyerap racun-racun yang terkandung dalam air kolam.

 

3.      Pengemasan Bibit yang Tidak Baik

Pengemasan di wadah bibit yang kurang nyaman membuat bibit mengalami stres yang diakibatkan oleh banyaknya guncangan, terlalu lama di dalam plastik, dan cuaca panas. Solusinya adalah membeli bibit dari tempat yang tidak terlalu jauh dari kolam dan tidak terkena sinar matahari.

 

4.      Klimatisasi

Bibit ikan akan mati apabila tidak dilakukan penyesuaian suhu antara air yang ada di plastik pembungkus dengan air kolam. Sebelum dimasukkan ke dalam kolam, bibit ikan harus dikenalkan terlebih dahulu dengan air kolam. Caranya, plastik yang berisi bibit ikan direndam di air kolam selama ½ - 2 jam. Kemudian plastik dibuka dan biarkan air kolam masuk perlahan-lahan ke dalam plastik sampai bibit ikan keluar dari plastik dengan sendirinya. Setelah itu, ikan baru bisa sepenuhnya masuk ke kolam. Lakukan hal ini pada pagi atau sore hari untuk menghindari suhu air yang lebih panas.

 

5.      Tingkat Kejernihan Air

Pada dasarnya ikan lele tidak menyukai air jernih. Hal ini dapat dilihat dari sifat dan bentuk tubuhnya. Sifat ikan lele mencari makan pada malam hari menyebabkan ikan lele tidak membutuhkan penglihatan yang baik. Ini didukung pula dari bentuk tubuhnya yang memiliki kumis di sekitar mulutnya. Fungsi kumis ini berguna untuk meraba makanan. Selain itu, sistem pernapasan ikan lele menggunakan labirin yang artinya pernapasan ikan lele tidak bergantung pada oksigen yang terlarut di air. Jadi, pada kondisi minim oksigen pun ikan lele tetap dapat bertahan hidup misalnya air berlumpur. Air yang jernih dapat mematikan bibit ikan lele. Meskipun ikan lele tidak menyukai air jernih, kita tidak bisa memasukan sembarang air ke kolam. Bisa saja air yang kita masukan mengandung bakteri dan parasit yang dapat menimbulkan penyakit. Kiranya perlu kita memperkeruh air kolam yaitu dengan cara memberikan daun-daunan seperti yang telah disebutkan di atas agar air berwarna hijau.

 

6.      Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit juga tidak bisa dianggap remeh karena kedua hal ini sangat mempengaruhi volume produksi. Hama biasanya berupa hewan yaitu linsang, burung pemakan ikan, kucing, dll. Sedangkan untuk penyakit berupa virus dan bakteri. Pencegahannya yaitu menggunakan semacam penghalang agar tidak ada hewan liar yang masuk ke kolam dan memakan bibit lele. Untuk penyakit dapat diberikan obat-obatan yang banyak tersedia di toko pertanian, tergantung pada jenis penyakitnya atau bisa juga dengan menggunakan tanaman herbal. Daun sirih diketahui berdaya antioksidasi, antiseptik, bakterisida, dan fungisida. Tanaman sambiloto bersifat anti bakteri, sedangkan daun jambu biji selain bersifat anti bakteri juga bersifat anti viral. Berikut ini beberapa penyakit yang biasa ditemui pada ikan air tawar:

Penyakit ikan golongan jamur

Beberapa jenis penyakit jamur yang termasuk berbahaya untuk ikan antara lain adalah Aphanomyces, Branchiomyces, dan Ichthyophonus. Jamur yang paling sering ditemukan pada ikan air tawar adalah Saprolegnia sp. dan Achlya sp.

Penyakit ikan golongan bakteri

Beberapa jenis penyebab penyakit ikan golongan bakteri yang sering menimbulkan kerugian dalam usaha budidaya ikan antara lain meliputi Aeromonas hydrophila, Aeromonas salmonicida, Mycobacterium sp, Nocardia sp, Edwardsiella tarda, Edwardsiella ictaluri, Streptococcus sp, Pasteurella sp, Yersinia ruckeri, Pseudomonas sp dan Streptomyces sp.

Penyakit ikan golongan virus

Beberapa jenis virus diketahui dapat menyerang ikan-ikan budidaya dan menimbulkan permasalahan yang serius antara lain Channel Catfish Virus Disease (CCVD), Spring Viraemia of Carp (SVC), Infectious Pancreatic Necrosis (IPN), Lymphocystis Disease (LD), Infectious Hematophoietic Necrosis (IHN), Viral Nervous Necrosis (VNN) dan Koi Herpes Virus (KHV).

 

Panen

Setelah cukup umur maka ikan akan di panen. Panen dilakukan dengan disortir yaitu dengan memilih ikan yang sudah layak untuk dikonsumsi (dijual) biasanya ukuran 5 sampai 10 ekor per kg atau sesuai dengan keinginan pembeli, kemudian ukuran yang lebih kecil dipelihara kembali.

Originally posted by : modal nekat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar