Pembesaran Lele
Pembesaran Lele Kolam Terpal Untuk Pemula
Memilih usaha ternyata tidak harus dari sesuatu yang wah. Banyak
peluang besar bisa Anda peroleh justru dari sesuatu yang tampak sepele
misalnya pembesaran ikan lele. Ikan berkumis ini memang masih dipandang
sebelah mata oleh pebisnis. Padahal, rezeki yang ia janjikan cukup
besar. Gerai supermarket besar hingga warung tenda di pinggir jalan
butuh pasokan lele dalam jumlah banyak secara rutin.
Mungkin kita
tak pernah menggubris warung tenda yang menjajakan menu pecel lele yang
berderet di sepenjang jalan. Padahal, kontinuitas kebutuhan lele di
warung tenda umumnya lebih pasti bila dibanding dengan kebutuhan lele
di supermarket. Warung-warung seperti itu banyak tersebar di setiap
kota. Memulai bisnis lele tidak harus selalu diawali dengan hitungan
yang jelimet serta bikin pusing. Anda bisa memulainya dengan sekedar
bejalan-jalan santai, nongkrong sambil iseng mencicipi menu ikan lele.
Dari kegiatan itu anda bisa memetakan pasar ikan lele. Jumlah kebutuhan
ikan lele pun bisa Anda peroleh secara pasti.
Ikan lele
merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan
secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa.
Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan:
1. Dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar bibit tinggi,
2. Cara budidaya mudah dikuasai oleh masyarakat,
3. Pemasarannya mudah, dan
4. Modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah (tergantung besar kecilnya biaya pakan),
5. Selain itu, ikan lele memiliki kandungan gizi paling tinggi dibandingkan dengan jenis ikan perairan darat lain.
Kelebihan Penggunaan Kolam Terpal
Pembuatan
kolam terpal dapat dilakukan di pekarangan atau pun di halaman rumah.
Lahan yang digunakan berupa lahan yang belum dimanfaatkan atau lahan
yang telah dimanfaatkan, tetapi kurang produktif. Keuntungan lain dari
kolam terpal adalah:
1. Terhindar dari pemangsaan hama seperti ikan liar dan ular sawah.
2.
Dilengkapi pengatur volume air yang bermanfaat untuk memudahkan
pergantian air maupun panen dan dapat mempermudah penyesuaian
ketinggian air sesuai dengan usia ikan.
3. Dapat dijadikan peluang usaha skala kecil dan besar,
4. Lele yang dihasilkan lebih berkualitas, lele terlihat tampak bersih, dan seragam.
5. Lahan yang digunakan tidak berubah karena bukan kolam galian atau kolam semen.
Cara Awal Pengisian Air dan Bibit
1. Langkah Pertama
Bagian
dalam kolam terpal dicuci dengan kain menggunakan sabun untuk
menghilangkan bau lem atau zat kimia yang dapat mematikan bibit ikan.
Setelah itu bagian dalam terpal dibilas sampai bersih dan dikeringkan
selama satu hari, barulah kolam diisi dengan air setinggi 20 cm. Air
yang telah diisi dibiarkan selama seminggu dengan diberi daun talas,
daun singkong, atau daun pepaya. Tujuannya agar air berwarna hijau.
Fungsi air yang sudah dan tetap berwarna hijau adalah untuk mencegah bau
yang dapat ditimbulkan oleh air kolam dan tidak perlu dilakukan
penggantian air.
2. Langkah Kedua
Siapkan
bibit lele dumbo sebanyak 1000 ekor ukuran 6 – 8 cm. Untuk ukuran kolam
2 m x 1 m x 1 m. Bibit yang baru dibeli (baru tiba) jangan langsung
dimasukkan ke dalam kolam tetapi harus melalui tahap klimatisasi agar
bibit lele dapat menyesuaikan diri dengan air di dalam kolam. Setelah
lele berumur lebih dari 20 hari, lele perlu disortir dengan menggunakan
bak sortir yang berukuran 9 -12 cm. Alasannya, lele yang lebih kecil
akan sulit mendapatkan makanan karena kalah cepat dengan yang lebih
besar. Oleh karena itu, sejak awal kita harus mempersiapkan 2 buah kolam
ukuran 2 m x 1 m x 1 m. Ada alasan mengapa kita tidak membutuhkan
kolam yang lebih besar. Pertama, untuk menghemat tempat. Kedua, untuk
membatasi pergerakan ikan lele agar dapat tumbuh menjadi lebih besar,
jika terlalu banyak bergerak maka lele akan kurus.
Perawatan
1. Kualitas Air
Air
kolam yang berkurang karena proses penguapan maka perlu ditambahkan
air hingga tinggi air kembali pada posisi normal. Mula tinggi air 20 cm
(bulan pertama), 30 cm (bulan kedua), dan 40 cm (bulan ketiga). Warna
air yang terbaik bagi si penghuni kolam adalah berwarna hijau. Air yang
berwarna hijau menandakan kualitas air yang baik bagi ikan lele. Ikan
lele tidak menyukai air yang bening.
2. Pemberian Pakan
Pemberian
pakan dilakukan 3 kali sehari yaitu pada waktu jam 7 pagi, jam 5 sore,
dan jam 10 malam. Pemberian pakan tidak selalu harus 3 kali sehari,
bisa juga 4 kali, tergantung dari kebutuhan ikan akan pakan. Untuk
kegiatan pembesaran ikan pemberian pakan menggunakan pelet 781-1 sampai
ikan panen (40 hari). Kebutuhan pakan yang digunakan ½ kg per hari.
Oleh karena itu, pakan yang dibutuhkan sampai panen sebanyak 30 kg.
Pemberian pakan tidak boleh berlebihan. Usahakan tidak ada pakan yang
tersisa karena sisa pelet yang tidak termakan akan mengendap di dasar
kolam dan akan menimbulkan racun amoniak. Agar dapat menghemat biaya
pakan, pemberian daun bisa diberikan saat ikan lele telah berumur 2
minggu (di kolam). Pakan daun-daunan diberikan siang hari dan malam
hari, sebanyak-banyaknya. Daun-daunan itu tidak dilepas dari tangkai dan
ranting–rantingnya karena lele juga bisa memilih. Daun yang berprotein
tinggi seperti daun lamtoro dan turi akan lebih cepat habis. Selain itu
daun-daunan lainnya pun bisa diberikan seperti daun pepaya, bayam,
kangkung, dan daun singkong. Penambahan pakan daun ini bisa menekan
biaya pakan hingga 50% bahkan lebih.
Penyebab Kematian Ikan dan Pencegahannya
1. Amoniak
Sisa-sisa
pakan yang tidak termakan ikan juga dapat menyebabkan menumpuknya
racun amoniak dan membuat kadar keasamannya meningkat. Akibat dari zat
asam ini lele menjadi buas dan tumbuh suburnya penyakit-penyakit.
Ciri-ciri air mengandung zat asam yaitu mayoritas ikan mengambang
dengan posisi berdiri. Solusinya adalah hindari penggunaan pakan yang
berlebihan dan air diberi daun-daunan agar berwarna hijau dan memberi
EM-4 (untuk perikanan dan tambak) 10ml/m2 setiap 1 minggu sekali agar
sisa pakan/ kotoran ikan bisa terurai.
2. Kedalaman Air
Kolam
yang terlalu dangkal akibat penguapan akan membuat ikan menjadi
kepanasan. Tentunya hal ini akan membuat ikan menjadi kelelahan dan
mati. Solusinya adalah dengan menambah air yang telah surut kembali ke
posisi yang telah ditentukan sebelumnya. Selain itu perlu ditambahkan
tanaman air seperti kangkung air, daun keladi/ talas, dan eceng gondok.
Fungsi tanaman air selain sebagai peneduh dapat pula menyerap
racun-racun yang terkandung dalam air kolam.
3. Pengemasan Bibit yang Tidak Baik
Pengemasan
di wadah bibit yang kurang nyaman membuat bibit mengalami stres yang
diakibatkan oleh banyaknya guncangan, terlalu lama di dalam plastik, dan
cuaca panas. Solusinya adalah membeli bibit dari tempat yang tidak
terlalu jauh dari kolam dan tidak terkena sinar matahari.
4. Klimatisasi
Bibit
ikan akan mati apabila tidak dilakukan penyesuaian suhu antara air
yang ada di plastik pembungkus dengan air kolam. Sebelum dimasukkan ke
dalam kolam, bibit ikan harus dikenalkan terlebih dahulu dengan air
kolam. Caranya, plastik yang berisi bibit ikan direndam di air kolam
selama ½ - 2 jam. Kemudian plastik dibuka dan biarkan air kolam masuk
perlahan-lahan ke dalam plastik sampai bibit ikan keluar dari plastik
dengan sendirinya. Setelah itu, ikan baru bisa sepenuhnya masuk ke
kolam. Lakukan hal ini pada pagi atau sore hari untuk menghindari suhu
air yang lebih panas.
5. Tingkat Kejernihan Air
Pada
dasarnya ikan lele tidak menyukai air jernih. Hal ini dapat dilihat
dari sifat dan bentuk tubuhnya. Sifat ikan lele mencari makan pada malam
hari menyebabkan ikan lele tidak membutuhkan penglihatan yang baik.
Ini didukung pula dari bentuk tubuhnya yang memiliki kumis di sekitar
mulutnya. Fungsi kumis ini berguna untuk meraba makanan. Selain itu,
sistem pernapasan ikan lele menggunakan labirin yang artinya pernapasan
ikan lele tidak bergantung pada oksigen yang terlarut di air. Jadi,
pada kondisi minim oksigen pun ikan lele tetap dapat bertahan hidup
misalnya air berlumpur. Air yang jernih dapat mematikan bibit ikan
lele. Meskipun ikan lele tidak menyukai air jernih, kita tidak bisa
memasukan sembarang air ke kolam. Bisa saja air yang kita masukan
mengandung bakteri dan parasit yang dapat menimbulkan penyakit. Kiranya
perlu kita memperkeruh air kolam yaitu dengan cara memberikan
daun-daunan seperti yang telah disebutkan di atas agar air berwarna
hijau.
6. Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit
juga tidak bisa dianggap remeh karena kedua hal ini sangat mempengaruhi
volume produksi. Hama biasanya berupa hewan yaitu linsang, burung
pemakan ikan, kucing, dll. Sedangkan untuk penyakit berupa virus dan
bakteri. Pencegahannya yaitu menggunakan semacam penghalang agar tidak
ada hewan liar yang masuk ke kolam dan memakan bibit lele. Untuk
penyakit dapat diberikan obat-obatan yang banyak tersedia di toko
pertanian, tergantung pada jenis penyakitnya atau bisa juga dengan
menggunakan tanaman herbal. Daun sirih diketahui berdaya antioksidasi,
antiseptik, bakterisida, dan fungisida. Tanaman sambiloto bersifat anti
bakteri, sedangkan daun jambu biji selain bersifat anti bakteri juga
bersifat anti viral. Berikut ini beberapa penyakit yang biasa ditemui
pada ikan air tawar:
Penyakit ikan golongan jamur
Beberapa
jenis penyakit jamur yang termasuk berbahaya untuk ikan antara lain
adalah Aphanomyces, Branchiomyces, dan Ichthyophonus. Jamur yang paling
sering ditemukan pada ikan air tawar adalah Saprolegnia sp. dan Achlya
sp.
Penyakit ikan golongan bakteri
Beberapa
jenis penyebab penyakit ikan golongan bakteri yang sering menimbulkan
kerugian dalam usaha budidaya ikan antara lain meliputi Aeromonas
hydrophila, Aeromonas salmonicida, Mycobacterium sp, Nocardia sp,
Edwardsiella tarda, Edwardsiella ictaluri, Streptococcus sp, Pasteurella
sp, Yersinia ruckeri, Pseudomonas sp dan Streptomyces sp.
Penyakit ikan golongan virus
Beberapa
jenis virus diketahui dapat menyerang ikan-ikan budidaya dan
menimbulkan permasalahan yang serius antara lain Channel Catfish Virus
Disease (CCVD), Spring Viraemia of Carp (SVC), Infectious Pancreatic
Necrosis (IPN), Lymphocystis Disease (LD), Infectious Hematophoietic
Necrosis (IHN), Viral Nervous Necrosis (VNN) dan Koi Herpes Virus (KHV).
Panen
Setelah
cukup umur maka ikan akan di panen. Panen dilakukan dengan disortir
yaitu dengan memilih ikan yang sudah layak untuk dikonsumsi (dijual)
biasanya ukuran 5 sampai 10 ekor per kg atau sesuai dengan keinginan
pembeli, kemudian ukuran yang lebih kecil dipelihara kembali.
Originally posted by : modal nekat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar